Wednesday, January 8, 2020

7:44 AM - , No comments

Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau



Pernahkah kita membandingkan pencapaian diri dengan orang lain?

Saat melihat lini masa, misalnya. Teman SMA yang dulu terlihat biasa-biasa saja, sekarang sudah melanglang buana menapaki sudut-sudut dunia, mengabadikan diri di depan monumen-monumen megah lantas membagikannya di media sosial pribadi; terlihat bahagia.

Belum lagi teman sekelas saat di bangku menengah pertama. Tampak gagah lengkap dengan jas rapi, duduk nyaman di ruang ber-AC seraya berkutat dengan berkas-berkas penting; sibuk sekali setiap harinya. Dan kita menatap kagum akan kesuksesannya.

Atau lain lagi; teman lama yang dulu berkepang dua dengan hiasan rambut merah muda, kini sudah terlihat sangat dewasa. Kerap kali membagikan momen bahagia bersama keluarga kecilnya. Tak pernah alpa mengabadikan perkembangan putri kecil yang tengah tertatih melangkah satu dua.

Lantas kita melihat diri sendiri, merasa minder karena tidak sesukses dan sebahagia mereka, terlebih pilihan yang kita ambil tidak se-elit yang lainnya dalam pandangan kacamata sosial.

Padahal, hidup ini sejatinya berjalan atas pilihan yang kita ambil sendiri, atas prinsip yang kita yakini dan tentunya dengan konsekuensi yang harus kita hadapi.

Tak perlu lagi ada keluhan “rumput tetangga terlihat lebih hijau”. Karena sejatinya, kita tak perlu membandingkan rumput di halaman kita dengan halaman tetangga. Untuk apa? Toh, kenyamanan akan indahnya halaman rumah kita, kita sendiri yang merasakan. Untuk apa berlomba menghijaukan rumput jika kita lebih nyaman menanaminya dengan bunga beraneka warna?

Maka kembali lagi, hidup kita didasarkan pada pilihan yang kita ambil. Kita yang tahu kekurangan dan kelebihan dalam diri, kita yang paham akan tujuan yang harus dicapai, kita yang bisa mengatur tenggat waktu dalam perjalanan; kapan harus berhenti, kapan harus berlari.

Sehingga tak perlu lagi membandingkan pencapaian diri dengan orang lain.
Untuk apa? Toh, bahagia itu kita sendiri yang cipta.

Oh ya satu lagi, rumus bahagia sebenarnya sederhana: sesederhana bersyukur. Maka sebenarnya, penyelesaian dari permasalahan di atas sederhana: ketika kita bersyukur dan menerima keadaan halaman kita sebagaimana adanya, maka tak akan pernah terpikir untuk membandingkannya dengan rumput tetangga.

Salam cinta!
Jangan lupa bersyukur dan bahagia.

0 comments:

Post a Comment