5:26 PM -
Journal,Random
No comments
MENATA KEPINGAN MEMORI (Part 2)
Kepingan Keempat
Sekarang
saya mau cerita tentang pusat sosialisasi masyarakat di Dipasena, khususnya di
Bumi Dipasena Sejahtera. Jadi di setiap desa di sini, selain ada satu unit
sekolah dasar, ada juga sarana sosial lainnya seperti Taman Kanak-Kanak, masjid,
lapangan, satu unit pasar, kantor desa, dan pendopo. Di tempat inilah warga
biasanya berkumpul untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan,
perayaan hari-hari besar, acara pengajian, dan sebagainya.
TK Dharma Wanita Bumi Dipasena Sejahtera |
Ini
TK Bumi Dipasena Sejahtera, lokasinya tepat di samping SDN 01 BD. Sejahtera. TK
di sini tak ubahnya seperti TK pada umumnya yang dilengkapi dengan dengan
sarana bermain anak-anak. Tapi waktu saya mengambil gambar di sini terlihat
rumputnya tinggi-tinggi, barangkali karena masih dalam waktu liburan sekolah,
jadi belum ada yang membersihkan.
Oh
ya sedikit cerita yang bisa saya ingat ketika masih TK. Seingat saya dulu, di
dekat TK BD. Sejahtera belum ada kantin yang berjualan makanan dan jajanan
anak-anak seperti sekarang. Juga ibu-ibu yang berjualan gorengan, pempek, abang
somay dan sebagainya masih jarang ditemui. Dan sepanjang yang bisa saya ingat,
di depan sekolah dulu hanya ada jualan es balon dan jamu yang dijual bude-bude pada pagi hari. Karena
biasanya, dari rumah sudah diwanti-wanti oleh ibu “jangan jajan es kalau di
sekolah!”. Akhirnya apa boleh buat, tidak ada pilihan lain selain jamu beras
kencur yang bisa menjadi alternatif untuk menghabiskan uang jajan ... hahaha.
Jadi
singkatnya, saya adalah anak TK yang sehat dengan kearifan lokal karena setiap
hari hanya jajan jamu di sekolah.
Lanjut
lagi ke tempat lainnya....
Foto
di atas adalah lapangan di BD. Sejahtera. Kalau dulu, di lapangan ini biasa
menjadi tempat pertandingan sepak bola, upacara kemerdekaan, dan sebagainya.
Tak hanya itu, seingat saya dulu kalau sedang ada pelajaran olahraga, kami
beberapa kali diarahkan guru ke lapangan ini untuk bermain bola kasti. Karena
letak lapangan yang tak jauh dari SD kami.
Dan
dulu sepanjang yang saya ingat, tempat ini hanya berupa lapangan kosong dengan
dua gawang sepakbola di kedua ujungnya. Tapi sekarang, bisa dilihat dalam foto
di atas, di kedua sisi lapangan ditanami pohon-pohon yang berjajar rapi,
lengkap dengan saung-saung yang entah difungsikan untuk apa.
Nah, di
samping lapangan ini ada bangunan terbuka tanpa sekat yang disebut pendopo.
Sesuai dengan namanya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul
kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. Bagian atap bangunan ini
berbentuk rumah adat masyarakat Jawa yang biasa disebut Joglo.
Dan
beberapa tahun belakangan ini, di samping pendopo dibangun lapangan voli yang
biasa digunakan sebagai tempat berlatih ataupun mengadakan pertandingan.
Kalau di bawah ini adalah beberapa masjid di BD. Sejahtera, sebenarnya ada tiga masjid lengkap dengan TPA
untuk anak-anak setempat belajar Al-Qur’an, tapi yang bisa saya dokumentasikan
hanya satu masjid. Semoga cukup mewakili ya.
Masjid Bahrussalam |
TPA Bumi Dipasena Sejahtera |
Oh ya,
selain masjid, di setiap Sub Blok umumnya ada mushalla sebagai tempat ibadah
harian, karena letak masjidnya lumayan berjauhan satu sama lain. Tapi di sini
saya tidak menyertakan foto mushallanya, waktu itu lupa untuk didokumentasikan
hehehe.
Kalau ini pasarnya nih
Pasarnya
terlihat sepi sekali yaa...
Ini
karena saya memotret bagian depan. Sekarang yang ramai justru pasar bagian
belakang. Belum lagi, saat saya mengambil gambar ini, posisinya sedang liburan
sekolah. Sehingga tak ayal, banyak pedagang dan konsumen yang sedang pulang
kampung atau yang biasa disebut petambak sebagai cuti
(bahasa ini seolah
menjadi sebutan yang biasa bagi masyarakat di sini, dari dulu ketika masih ada
perusahaan).
Biasanya
para pedagang di pasar ini membeli barang dagangan dari Pasar Rawajitu yang
letaknya lumayan jauh jika ditempuh dengan sepeda motor. Jadi, setidaknya pasar
ini bisa membantu masyarakat sekitar agar tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pasar
Rawajitu.
Dan tentunya yang tak ketinggalan. Seperti di kabanyakan desa lainnya, di Bumi Dipasena Sejahtera dilengkapi dengan Kantor Desa dan juga satu unit puskesmas. Tapi untuk puskesmas belum sempat terabadikan.
Bedanya,
di sini juga dilengkapi Sekretariat Pengurus Infra-P3UW yang digunakan sebagai
pusat konsolidasi bagi pengurus P3UW Bumi Dipasena Sejahtera.
Tambahan
lagi, ada beberapa foto mess karyawan saat masih ada perusahaan dulu. Ada juga logistik,dan office yang sudah beralih fungsi semenjak hengkangnya perusahaan dari Bumi
Dipasena.
.Office |
Logistik |
Kepingan
Kelima
Terakhir,
saya akan sedikit bercerita tentang alat transportasi yang digunakan masyarakat
Dipasena. Kalau dulu, semenjak baru-baru dibukanya kawasan Dipasena, alat transportasi darat umumnya adalah masih menggunakan sepeda. Karena
keadaan jalan maupun jembatan penghubung hanya memungkinkan untuk dilalui
sepeda. Sampai saya SD sepeda masih banyak ditemui di sana. Jadi dulu kalau sekolah, seringnya kami bersama-sama
mengendarai sepeda saat berangkat dan pulang sekolah.
Namun
seiring perkembangan zaman, mayoritas masyarakat Diasena saat ini sudah
memiliki sepeda motor masing-masing. Bahkan sudah agak sulit menemukan sepeda akhir-akhir ini, karena banyak anak-anak seumuran SD pun, sudah diperbolehkan
membawa sepeda motor oleh orang tuanya.
Sementara
untuk alat transportasi air dari dulu sampai sekarang masih ada yang namanya
sampan. Sejenis perahu dayung yang terbuat dari bahan semacam viber.
Sampan. Source:internet |
Ada juga klotok,
yaitu perahu kayu yang menggunakan mesin engkol dimana ketika berjalan selalu
berbunyi klotok-klotok-klotok yang akhirnya melekat untuk namanya hehehe. Ada
juga versi kecil dari klotok yaitu etek, mesin yang digunakan tetap sama, tapi
ukuran badannya lebih kecil dari klotok, kira-kira sebesar ukuran sampan.
Dan yang
paling populer adalah speed boat (biasanya hanya disebut speed, baca: sepit), perahu
berbadan kayu dengan mesin speed boat yang hingga kini masih digunakan membawa udang hasil panen untuk dijual. Bisa juga digunakan sebagai alat
transportasi keluar daerah/ke blok lain. Hanya saja karena sudah ada penghubung
berupa ponton atau jembatan, maka tak banyak lagi masyarakat yang menggunakan
'sepit' sebagai alat transportasi umum, lebih praktis membawa sepeda motor.
Oh ya ada
bonus foto, penampakan jembatan BD Sejahtera yang menjadi penghubung dari satu
blok menuju penyebrangan ke arah jalan tanah merah.
Kalau dulu sebelum ada jembatan ini, sarana penyebrangan masih menggunakan ponton yaitu semacam perahu kayu yang atasnya datar dan bisa mengangkut sepeda motor untuk disebrangkan melewati kanal lebar. Di sini saya tidak lagi menemukan ponton di BD Sejahtera, jadi dokumentasinya diambil dari internet. Tapi di desa-desa lain masih banyak yang menggunakan ponton karena belum dibangunnya jembatan penyebrangan.
Kalau dulu sebelum ada jembatan ini, sarana penyebrangan masih menggunakan ponton yaitu semacam perahu kayu yang atasnya datar dan bisa mengangkut sepeda motor untuk disebrangkan melewati kanal lebar. Di sini saya tidak lagi menemukan ponton di BD Sejahtera, jadi dokumentasinya diambil dari internet. Tapi di desa-desa lain masih banyak yang menggunakan ponton karena belum dibangunnya jembatan penyebrangan.
Ponton penyebrangan. Source:internet |
Mungkin
hanya itu yang bisa saya ceritakan, yang bisa saya gambarkan, dan yang masih bisa
saya ingat dari Dipasena. Selebihnya, boleh jadi masih terlampau banyak memori
yang belum sempurna tertata, masih terpecah belah seiring lamanya termakan
usia.
Tempat
ini bukan hanya menjadi rumah singgah bagi para perantau, jauh lebih bermakna
dari itu. Masyarakat yang notabenenya berbeda suku, agama dan budaya,
benar-benar disatukan di sini, berbekal persamaan senasib sepenganggungan. Kami
yang jauh dari keluarga, seolah membentuk keluarga baru yang begitu peduli satu
sama lain, mencipta saudara baru yang selalu berbagi dan bekerjasama dalam
banyak hal.
Tempat
ini adalah wujud nyata dari perjuangan, persaudaraan, kesederhanaan, kedamaian,
dan juga cinta.
Tak
banyak untaian yang bisa saya sampaikan. Hanya berharap Dipasena akan tetap
sentosa, utama, agung, jaya, mulia, makmur, sejahtera dan abadi selamanya.
Salam
cinta.
Jangan lupa bahagia!
Jangan lupa bahagia!