Salam cinta, hai pemimpin negeriku
Di sini masih berdiri tegak
Aku
menggenggam garuda dalam dekapan
jiwa
Ketika banyak anak negeri tertidur
lemas menahan perih dalam lambung
Salam cinta, hai petinggi bangsaku
Di sini masih berpijak kuat
Aku
mengangkat tinggi-tinggi kepalan
tangan
Ketika banyak anak negeri
menengadahkan telapak untuk dikasihani
Sampaikah padamu kabar dari angin,
Tuan?
Tatkala rakyat berteriak
saat kau jerujikan sang pencuri
sandal
sedang kau sembunyikan perut
besarmu di balik jas mewah
Sampaikah berita itu di hadapanmu,
Tuan?
Tatkala rakyat berontak
menagih janji-janji indah yang
pernah terlontar dari mulut manismu
sedang kau sembunyikan telapak
tangan di balik badan tegapmu
Sampaikah suara itu di telingamu,
Tuan?
Tatkala rakyat mengiba
saat mereka tak punya lahan untuk
dipijaki
sedang kau dengan gagahnya
melangkah ke penjuru bumi, memenuhi hasratmu
Di sini masih berdiri tegak
Aku
mendekap merah putih dalam dada
lantas mengangkatnya dalam kepalan
bara
: Aku mencintai negeri ini sampai
henti, sampai mati, sampai kau tak bisa lagi membuatku membencinya, Tuan!
Kotaagung, 17 Januari 2016