Saturday, April 21, 2018

7:45 PM - No comments

Bara

Oleh: Sofia Octaviana

tentang bara yang bergejolak di sorot matamu
menuai tekad dalam dekapan raga
meredam dendam, meluas pias

di balik semak-semak keputus-asaan
kujumpa kau, menyeruak dari keraguan jiwa
melangkah mantap dengan genggaman nyata
berjalan tegap menjunjung tinggi asa

dan kini telah kutemukan
kau
berdiri tegak mengepalkan tangan ke udara
dalam kobaran bara

: karena aku tak mencari pemuda cerdas
aku mencari pemuda yang bekerja keras

Kotaagung, 4 Maret 2016

7:43 PM - No comments

Kau

Oleh: Sofia Octaviana

Telah lama kunantikan indahmu dalam kelam
Dalam setiap bayang nestapa
yang senantiasa mengakrabi luka

Ketika penantian tak berbuah makna
Aku hampir lupa, nyaris putus asa
Namun indahmu membuatku luruh
Menuntunku kembali ke tempat semula
demi sebuah cita
demi perjanjian sua

Hingga kini
aku hanya bisa menatap pendarmu
Menikmati kemilaumu dari kejauhan rasa
Karena kau laksana kembang api
Merekah indah sebagai pemuas imaji
Merekah indah tanpa bisa kudapati

Kotaagung, 20 Januari 2016


Dimuat dalam Antologi Puisi Kembang Api, Ellunar Publisher 2016.

7:29 PM - No comments

Sampaikah Padamu



Salam cinta, hai pemimpin negeriku
Di sini masih berdiri tegak
Aku
menggenggam garuda dalam dekapan jiwa
Ketika banyak anak negeri tertidur lemas menahan perih dalam lambung

Salam cinta, hai petinggi bangsaku
Di sini masih berpijak kuat
Aku
mengangkat tinggi-tinggi kepalan tangan
Ketika banyak anak negeri menengadahkan telapak untuk dikasihani

Sampaikah padamu kabar dari angin, Tuan?
Tatkala rakyat berteriak
saat kau jerujikan sang pencuri sandal
sedang kau sembunyikan perut besarmu di balik jas mewah

Sampaikah berita itu di hadapanmu, Tuan?
Tatkala rakyat berontak
menagih janji-janji indah yang pernah terlontar dari mulut manismu
sedang kau sembunyikan telapak tangan di balik badan tegapmu

Sampaikah suara itu di telingamu, Tuan?
Tatkala rakyat mengiba
saat mereka tak punya lahan untuk dipijaki
sedang kau dengan gagahnya melangkah ke penjuru bumi, memenuhi hasratmu

Di sini masih berdiri tegak
Aku
mendekap merah putih dalam dada
lantas mengangkatnya dalam kepalan bara
: Aku mencintai negeri ini sampai henti, sampai mati, sampai kau tak bisa lagi membuatku membencinya, Tuan!

Kotaagung, 17 Januari 2016